6 Strategi Memajukan Karier
Menjelang tutup tahun banyak orang membuat resolusi. Bila merasa
karier di kantor sudah mentok, jangan lupa masukkan 6 strategi
berikut ke dalam resolusi Anda!
1. Yakin Pada Isi Pikiran
Rata-rata setiap hari pikiran kita menyimpan 60 ribu pikiran, dan 99
persen orang percaya pada apa yang dipikirkannya. Beberapa dari
pikiran kita memang merupakan produk dari bagaimana kita
dibesarkan dan budaya di mana kita hidup. Lalu, mengapa karier
Anda bisa terhambat? Apa yang membuat Anda berpikir, tak pernah
bisa melakukan perubahan? Siapa yang akan marah jika Anda
mengikuti kehendak sendiri? Mungkin sudah waktunya Anda
memeriksa dan melihat pikiran apa yang membuat Anda terjerat di
dalam kehidupan saat ini.
2. Jangan Salahkan Orang Lain
Kita semua punya hal-hal di dalam kehidupan yang tak berjalan sesuai seperti yang diinginkan. Begitulah kehidupan, melemparkan
liku-liku. Tugas kitalah menemukan cara terbaik untuk menghadapinya. Namun, beberapa orang menundanya untuk menemukan
cara itu. Mereka hanya menunggu untuk melakukan hal-hal yang disenangi. Sementara hidup berjalan terus, dan pada saat
mereka menemukan dirinya masih di tempat yang sama, mereka merasa kariernya mentok.
3. Lakukan Pendekatan Lain
Sadarilah bila Anda bisa menguasai situasi yang terajdi. Tempat yang baik untuk memulai adalah dengan menempatkannya
bersama rencana yang mencakup minat, kebulatan tekat, dan banyak latihan. Anda mungkin tak menyentuh sejumlah tugas yang
dibebankan. Tetapi, harus mau mengorbankan waktu untuk melangkah agar bisa membuat Anda kembali termotivasi untuk maju.
Lihatlah, semakin Anda mau melangkah, semakin berkurang hambatan yang akan dirasakan.
4. Tak Usah Terlalu Serius
Sebagian besar dari kita dibesarkan untuk percaya, kunci keberhasilan adalah kerja keras. Belakangan, keyakinan tadi dibenarkan
dengan memasukkan poin tambahan yaitu jam kerja yang lama. Nah, agar tak mudah jenuh, depresi, dan kehidupan mengalir
nyaman, bekerja perlu diselingi tawa, canda, bersenang-senang, dan mengasah kreativitas. Kita juga perlu menikmati dan
mengumpulkan kembali energi, tanpa perlu merasa bersalah atau tidak bertanggung jawab.
Di saat-saat istirahat, cobalah bersenang-senang, bebaskan pikiran, bermimpi, dan berimajinasi. Sehingga, pada saat sedang ada
masalah, cara-cara tadi dapat dijadikan solusi ampuh untuk bangkit dan tidak terus terpuruk di dalam situasi yang mentok.
Percayalah, strategi baru akan menghidupkan dan memperkaya diri kita.
5. Jangan Selalu Hidup Dari Tengah
Cara termudah menjaga kehidupan dari hambatan adalah hidup dari tengah, dan bukan mendekat ke pinggiran. Hidup dari tengah
artinya tetap aman di tempat yang nyaman. Melakukan hal yang sama, menghindari perubahan, dan menghapus semua spontanitas dari kehidupan Anda. Memang membosankan, tetapi begitulah sebagian besar orang menjalani kehidupannya.
Dan, sebagai hasilnya, posisi di tengah-tengah merupakan tempat yang sangat penuh dan mudah dihantui perasaan terhambat. Dengan mendorong diri untuk mengambil langkah kecil tetapi konsisten ke arah pinggir, Anda akan menemukan kehidupan lebih banyak ruang untuk bergerak. Melangkah ke pinggir tak semenakutkan seperti yang Anda pikir, kok. Begitu Anda mulai mencoba hal baru, perspektif baru akan terbuka dan tampaklah berbagai kesempatan. Anda akan bertemu orang-orang yang juga melangkah ke luar dari zona nyamannya dan memberi dukungan. Kehidupan pun mulai terbuka dan mengalir. Anda justru akan bingung menjalani kehidupan bila selalu di tengah-tengah.
6. Jangan Pernah Takut
Ketakutan merupakan emosi yang kuat. Rasa takut terkesan melindungi dan membuat kita tak berani melakukan hal-hal berbahaya, walaupun hal itu bisa membuat kita jadi mau melakukan hal-hal baru dan luar biasa dampaknya. Sebagian besar dari kita akan sedikit panik jika tak yakin akan apa yang ada di sudut lain yang belum dikenalnya. Namun, terkadang hal ini membuat hidup menjadi terhambat. Memang perlu keyakinan yang kuat agar rasa ketakutan menjadi punya arti "Petunjuk Salah Yang Tampak Nyata".
Apakah Anda pernah bermimpi ingin memulai usaha sendiri, menjadi pemahat, atau berlayar keliling dunia? Untuk memberi kesempatan pada mimpi-mimpi ini menjadi kenyataan, Anda harus menghadapi rasa takut yang menghambat. Akankah berhasil?
Mungkin ya, mungkin juga tidak. Namun, paling tidak Anda telah membuka pintu kemungkinan dari mimpi untuk jadi kenyataan.
Jika Anda membiarkan diri membeku oleh rasa takut, Anda tak akan mendapatkan kesempatan menyadari mimpi, dan selalu terpaku pada pertanyaan, "Apakah mungkin terjadi?"
Sumber : www.compas.com
20 Prilaku yang Merusak Kepercayaan
"Tiada kata 'saya' dalam sebuah tim,"
begitulah ungkapan yang sering kita dengar di tempat kerja. Namun,
faktanya, selalu ada anggota tim yang cenderung ingin menonjolkan diri, merasa berperan lebih atau paling besar
di antara yang lainnya. Jika sudah begini, semangat tim pun menjadi rusak. Hubungan antaranggota diwarnai
dengan ketidakpercayaan. Akibatnya, dikerja dan produktivitas pun terganggu. Kita semua bisa menghindari hal
itu terjadi, dengan menjauhkan diri dari sikap-sikap dan perilaku-perilaku yang bisa merusak kepercayaan orang
lain terhadap diri kita.
Apa saja itu?
1. Gagal menepati janji-janji, persetujuan dan komitmen
2. Mengutamakan kepentingan diri sendiri
3. Semua hal ingin dilakukan sendiri, dan menolak pendelegasian
4. Tidak konsisten antara perkataan dan perbuatan
5. Pelit berbagi informasi penting
6. Menyembunyikan kebenaran
7. Suka menyalahkan orang lain, dan berusaha menutupi kesalahan sendiri
8. Lebih senang menghakimi dan mengkritik ketimbang memberikan umpan balik yang konstruktif
9. Tak mampu menjaga rahasia dan justru senang menggosipkan orang lain
10. Membatasi kesempatan orang lain untuk ikut berkontribusi atau terlibat dalam pengambilan keputusan
11. Meremehkan bakat, pengetahuan dan keterampilan orang lain
12. Ogah mendukung pengembangan profesional orang lain
13. Menolak dinilai oleh kolega
14. Menolak berkompromi dengan argumentasi orang lain; mau menang sendiri
15. Tertutup
16. Lebih menyenangi sarkasme ketimbang humor
17. Tidak mengakui kekurangan dan tak mau minta bantuan orang lain
18. Menganggap saran dan kritik orang lain sebagai serangan terhadap pribadi
19. Tak banyak berkontribusi dalam berbagai meeting tim, dan malah cenderung mengganggu
20. Menggalang kelompok kecil untuk "melawan" keputusan tim.
portalhr.com
Sumber: www.portalhr.com; url http://portalhr.com/tips/2id179.html
diteruskan di http://free-articlez.blogspot.com
Subscribe to:
Posts (Atom)